Translate

Sunday, April 6, 2014

Faktor apa saja yang mempengaruhi koneksi wifi?

Dalam suatu koneksi hotspot dengan wifi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi besaran sinyal yang akhirnya tampak pada sisi client, diantara yaitu:

1. Jenis Antena
Antena yang mempunyai sudut pancar lebih sempit akan mempunyai kualitas sinyal yang lebih baik, misalnya antena omni dibandingkan dengan antena sectoral, tentu sinyal dari antena sectoral akan lebih baik. begitu juga antena directional akan labih baik dari sectoral.
antena omni akan memancarkan sinyal ke segala arah, tetapi menerima interferensi dari segala arah juga.
sudut pancar suatu antena dipandang dari dua sisi, yaitu vertical beamwidth (v-beam) dan horizontal beamwidth (h-beam)
semakin besar gain suatu antena, maka beamwidth akan semakin sempit.
antena omni 3 db v-beam nya akan jauh lebih besar daripada antena dg gain 15db. sehingga  jika kita bandingkan antena 3 db dengan antena 15db dalam 1 tower, kemudian kita pantau sinyalnya dari bawah tower, maka sinyal akan lebih besar antena 3 db. tetapi jangkauan terjauhnya masih lebih baik antena yg 15db

2. Radio AP
Radio AP datang dari berbagai merk dan model. tentu mempunyai kualitas yang berbeda-beda pula. Kualitas Ap ini juga berbeda-beda walupun satu merk dan satu model. Misalnya jika kita membeli selusin AP dgn merk/model yang sama, kemudian kita lakukan test satu per satu, hasilnya juga kemungkinan besar berbeda-beda. ada yang sangat bagus ada yang kurang, dan ada juga yang buruk, jika dilihat dari sinyal dang dipancarkan (TX) dan sensitifitas penerimaannya (RX)
Ada beberapa type ap yang hanya bagus di sinyal keluaran / TX, tapi kurang peka/ budeg di sisi penerimaan.
Ada AP yang hanya bagus digunakan untuk koneksi point-to-point, tapi kurang bagus untuk koneksi multi client.

3. Interferensi Frekuensi
Interferensi terkait penggunaan channel, yang erat kaitannya dengan channel width
jika kita menggunakan channel witdh 5MHz, maka kita akan mempunyai 11 channel yang tidak saling interferensi. tapi jika kita memakai channel width 20MHz, maka untuk country Indonesia, hanya ada 3 channel yang tidak saling interferensi, yaitu Ch1, Ch6, dan Ch11
Interferensi di suatu lokasi, jika dilihat dari jenis polarisasinya akan mempunyai tingkatan yang berbeda. Ambil suatu kasus dimana suatu lokasi disitu sudah banyak yang memakai antena dengan polarisasi horizontal, maka intensitas inteferensi horizontal lebih tinggi daripada vertical. jika kita memaksakan kita memakai polarisasi horizontal, yang terjadi sinyal akan saling mengganggu/intereferensi. pada kasus seperti ini kita sebaiknya menggunakan polarisasi vertical, begitu juga pada sebaliknya.

4. Perangkat Client
Begitu banyak perangkat AP, handphone/gadget, laptop, smartphone yang ada dipasaran. tentunya kualitasnya pun berbeda-beda pula. Jika ada satu kasus si A bisa terhubung beberapa kilometer secara langsung hanya menggunakan laptop/handphone. Tentu kita tidak bisa menyamaratakan hasil kasus tersebut di tempat lain jika perangkat nya berbeda. apalagi jika sdh berbeda merk dan model.
Besaran bar penerimaan sinyal pada suatu gadget/laptop itu sebetulnya adalah hasil pengurangan rssi (sinyal sesungguhnya) 'dikurang' dengan besaran noise yang diterima oleh antena. sehingga pada kasus dimana tingkat interferensi tinggi, walaupun di client berjarak hanya puluhan meter dari antena AP pemancar, bisa jadi besaran bar-nya kecil.
Dan untuk AP merk TPLink dan beberapa merk tertentu, juga tidak menampilkan besaran rssi, tetapi hanya nilai dbm setelah dikurang dengan noise/interferensi.
Jenis dan posisi antena client juga sangat mempengaruhi penerimaan sinyal. untuk beberapa merk/model laptop,  bahkan hanya menggunakan jenis antena dipole, dan dipasang secara vertical, umumnya laptop/gadget menggunakan antena type microstrip

5. Halangan
Pohon dengan daun yang lebat adalah halangan yang agak sulit di tembus sinyal wifi, karena karakter dedaunan jika kita papar dengan microwave akan menyerap energi, ambil contoh sayuran kita masukkan ke dalam oven microwave.
disamping halangan pohon, bangunan tinggi adalah penyebab terhalangnya sinyal wifi. akan tetapi sifat bangunanmasih bisa memantulkan sebagian sinyal sampai ke client dari sudut yang lain. Atap seng adalah material yang tidak bisa ditembus sinyal. Jika ada kasus client masih bisa akses dibalik lembaran logam, itu kemungkinan dapat dari pantulan dari sudut yang lain.

6. Interferensi dari Universal Repeater
Untuk membuat repater, mode Universal Repeater adalah cara yang paling praktis dan mudah, tetapi sinyal dari universal repeater ini bisa menyebabkan gangguan interferensi secara langsung ke AP utama, dikarenakan menggunakan channel yang sama, tetapi timing waktu pancar-nya ke cliet di sisi repeater tidak sinkron atau tidak di manage dari AP pusat, akibatnya sinyal dari AP pusat dan sinyal dari client universal repeater saling bertumbukan. Keadaan bisa lebih parah kika posisi universal repeater ini dekat dengan AP utama.
WDS repeater adalah repeater yg sinkron

7. Interferensi dari sinyal sendiri
Tembok atau sejenisnya adalah pemantul sinyal wifi yang baik, pada lingkungan padat bangunan, ini bisa menyebabkan masalah besar, karena sinyal yang dipancarkan oleh suatu AP utama akan dipantulkan kembali padanya, masalahnya fasa dan period gelombang pantul ini sudah bergeser sehingga bisa melemahkan atau mengacaukan sinyal utama. Keadaan ini bisa bertambah parah jika kita memperbesar output power radio AP-nya


Selanjutnya untuk meningkatkan kualitas koneksi wifi, bisa lanjut ke Tuning Jaringan Wifi