* Bagaimana membangun sebuah jaringan RTRW net yang paling simple, paling mudah, dan paling efisien? efisien dalam arti mendapatkan hasil yang paling maksimal dengan belanja hanya seperlunya saja
Bagi para pemula tentu sangat mengharapkan sumbang saran dari para senior atau pemain lama, namun sayangnya, tidak semua pemain lama juga memberikan saran yang baik, misalnya mereka sudah punya istilah paling umum "ono rego ono rupo" atau ada harga ada barang (kualitas), atau mahal = bagus.
Padahal belum tentu yang mahal pasti bagus, karena orang teknik itu berbicara fakta bukan asumsi, voting atau ramalan. yang ada kadang justru pemborosan belanja perangkat.
Untuk Memulai, anda bisa baca ini dulu:
http://rnet-group.blogspot.com/2011/11/memulai-bisnis-rtrw-net.html
Kemudian untuk menambah wawasan, baca yang ini juga:
http://rnet-group.blogspot.com/2011/11/teori-repeater-berantai-rtrw-net.html
Dan supaya tidak kaget jika ada masalah, baca ini dulu:
http://rnet-group.blogspot.com/2014/04/faktor-apa-saja-yang-mempengaruhi.html
Bagian teknis:
Konfigurasi stabdard RTRW-Net
Setelaha ada gambaran, kemudian langsung praktek, dan sebelum praktek, siapkan perangkatnya dulu
* Koneksi internet dan modemnya
* Routerboard Mikrotik seri RB750
* Radio Access Point, ubnt Rocket M2, include poe adaptor
* Antena MIMO RNet + pigtail
Jaringan rtrw net tentu harus ada koneksi internet sumber yang akan kita share, umumnya dari telkom speedy, first media, atau isp lain. Biasanya Modem sudah disediakan oleh ISP, sehingga keluaran dari modem jika kita sambungkan ke komputer/laptop, bisa langsung browsing ke internet
Routerbiard Mikrotik digunakan untuk membagi bandwidth kepada setiap user, supaya tidak saling berebut, sesuai kuota dan terif kecepatan masing2 user
Disamping itu Mikrotik juga digunakan untuk menampilkan halaman login atau captive portal, yang bisa kita isi dengan informasi nama rtrw net, contact person, tarif, promosi, dan lain-lain.
Sebetelnya masih banyak kemampuan dari mikrotik, tapi mengingat keterbatasan RB 750, sebaiknya tidak perlu menambahkan setingan yang mungkin kurang perlu, sehingga resource mikrotik tidak habis untuk hal yang aneh-aneh sperti firewall filter.
Dari RNet sudah membakukan setingan mikrotik paling simple, paling ringan dan sudah mengakomodir kebutuhan standard sebauh rtrw net, termasuk sudah disertakan
* user profile untuk kebutuhan speed yang berbeda-beda,
* burstable profile, lonjakan bw pada awal, untuk mempercepat browsing
* ppp server, untuk pelanggan yang mau men-share lagi koneksinya ke beberapa komputer
* user manager / userman, limimtasi user lebih rinci/detail, termasuk pembatasan waktu akses
Setingan yang sudah dibakukan, bisa di copy-paste kan bisa ambil di sini:
http://rnet-group.blogspot.com/2012/06/setting-mikrotik-routerboard-super.html
Untuk Access Point, saya rekomen sekali untuk menggunakan AP mimo, karena MIMO adalah jenis paling mutakhir, teknologi terbaru dari wifi, dimana pada AP mimo, di dalamnya benar-benar ada 2 radio pemancar dan 2 unit receiver atau penerima. Sehingga AP mimo mempunyai coverage/jangkauan yang lebih jauh/luas. Anda bisa bayangakan, wifi adapter yang ada di dalam laptop di keroyok oleh 2 pemancar, dan sinyal yang dipacarkan oleh laptop juga di terima oleh 2 buah receiver yang ada pada radio ap mimo. Itulah sebabnya kenapa sinyal mimo jauh lebih baik, bahkan TPLink juga meng-klaim, ap mimo-nya coverake-nya 6 kali lipat lebih jauh dibading dengan ap model lama yang single/siso.
Umumnya pelanggan masih menggunakan wifi adapter / ap SISO (single), tidak masalah, karena kita hanya memanfaatkan keunggukan sinyal dari ap mimo. speed tetep mengikuti kemampuan maksimum dari masing-masing client.
Pada client non mimo, atau siso, rocket m2 akan merespon maksimum hanya pada sampai MCS7, artinya jalan satu stream saja, dengan maximum speed 150mbps pada channel width 40mhz, atau 65mbps pada ch width 20mbps. Jadi jangan bermimpi client siso bisa sampe 300mbps :)
Tidak ada keharusan client harus mimo juga, dan tidak ada keharusan pula mimo harus dual polar, karena orang sering salah kaprah dengan label V dan H yang ada pada AP rocket M2 dan antena airmax, tujuan dari penulisan label di produk ubnt sebetulnya untuk identifikasi saja, yang mana yg vertical dan yang mana horizontal supaya pembacaan di status webconfig-nya juga sesuai. Anda bisa saja pasang terbalik antara V dan H, cuma nanti pembacaan di satus-nya juga harus dibalik.
Pada produk ubnt, jangan salah sangka jika ap menggunakan kode M2, itu belum tentu mimo, tapi hanya karena menggunakan processor yg biasa digunakan untuk ap mimo, misalnya Bullet M2, itu diberi kode M2 karena menggunakan processor yg biasa digunakan untuk ap mimo, tapi hanya dijalankan hanya untuk satu stream saja, sedangkan mimo yg bener itu bisa jalan dua stream, atau biasanya di kodekan 2x2, dengan speed maximum 300mbps.
Ada yang mubazir atau sia-sia jika Anda menggunakan Antena mimo dual polar, tapi client masih model siso, karena client hanya efektif berjalan pada salah satu sisi antena mimo yang berpolarisasi sama dengan antena client. keuntungannya hanya, client bebas memasang antena, mau vertical atau horizontal, terserah.
AP mimo dengan antena dual polar hanya akan efektif dan hasilnya maximal jika client menggunakan antena client dual polar juga. Tetapi biayanya tidaklah murah
Di RNet, kami menggunakan antena MIMO dengan polarisasi yang sama pada kedua antena, tujuannya jelas, untuk mendapatkan capaian sinyal yang maksimum, tapi performa mungkin hanya sedikit diatas rata-rata ap siso, karena sasaran kami memang client siso yang lebih murah.
AP MIMO dengan antena MIMO, mempunyai ketahanan terhadap pengaruh interferensi sinyal tetangga jauh lebih baik.
Menurut pantauan kami, tingkat kepuasan pelamggan paling tinggi pada Antena MIMO RNet + Ubiquiti Rocket M2
Antena MIMO RNet, model omni atau sectoral, bisa didapatkin disini:
http://rnet-group.blogspot.com/2013/10/jual-antena-mimo-wifi-24ghz-omni-secoral.html
Yang perlu diperhatikan dalam setting AP Rocket M2, sesuai dengan setingan mikrotik diatas dan antena RNet mimo
- Mode AP - bridge
- IP sejajar dengan hotspot pada port 2, misalnya 172.31.146.7
- airmax = disable
- Output Power, mulai dari 28dbm, jika susah konek turunkan dbm-nya secara bertahap
- Antena gain = 2dbi
- Distance = auto
- Channel width = 20mhz
- Auto shift channel = disable
- Channel, mulai dari channel 6, jika interfrensi tinggi, pindah ke ch-1 atau ch-11
- Client Isolation = enable
Ini mungkin bukan rekomendasi paling murah tapi paling efektif, atau tepat guna!
daripada membangun yang paling murah tapi pada akhirnya mungkin mangkrak atau double cost, Anda mungkin mampu beli perangkat yang lebih mahal, tapi ingat, kalau mau dikembagkan jadinya malah jauh lebih mahal lagi! karena jika Anda membangun jaringan, pikirkan juga perkembangan kedepannya, pikirkan juga kompatibilitas alatnya. Jaringan rtrw net tetep punya kesempatan untuk bisa menjadi lurah net, atau camat net :)