(1)
Jadi bersukurlah..
Bukankah sudah jelas beritanya bahwa Tuhan akan menambahkan nikmat kepada orang2 yg pandai berterimakasih?
Tidak perlu memaksakan keingingan kepada Tuhan dg permintaan yang aneh2, karena itu tanda2 dari ketidaksukuran..
Dan berdoalah dari dalam hati, bukan hafalan textual yang diucapkan secara beruntun seperti rentetan senapan.
Berdoalah dg cara yg lembut penuh santun, bersikap layaknya orang yg sedang sangat meminta..
(2)
Pernah kah Anda, terutama yg hidup di Jawa, mendengar kata2 "Kok yo ara ngetokno" (tidak memperlihatkan..)
Ungkapan kata tersebut seringkali kita ucapkan jika kita sudah memberi sesuatu kepada seseorang, dengan niat baik. tetapi justru tidak mendapat balasan/respon yg tidak mengenakkan hati, misalnya menyepelekan/meremehkan pemberian, tentu bukan balasan materi yg kita harapkan, minimal ucapan terimakasih, expresi yg tulus, atau memanfaatkan pemberian dengan sebaik-baiknya. itu cukup membuat hati kita lega dan senang.
Pada orang2 yg suka menyepelekan bahkan melecehkan pemberian ini, pada akhirnya kita malas atau mungkin kapok memberi lagi dilain kesempatan kepada orang tersebut.
Begitu juga hakikatnya bersyukur, kepada Ilahi
Jika kita sering mengungkapkan terimakasih kita kepada Tuhan, atau mengexpresikan kegembiraan atas rejeki yg kita peroleh dg memanfaatkan sebaik2nya, tentu Tuhan juga akan suka telah memberikan rezekinya kepada kita. Dan besok2 Dia pasti akan memberikan rezeki lebih.
Jadi,
Jangan sampai Tuhan 'kapok' memberi kita rejeki lebih..
(3)
Seringkali, apa yang kita capai saat ini adalah "hasil" atau "kompensasi" dari doa-doa yang pernah kita panjatkan, tapi kita sendiri sudah LUPA apakah pernah meminta tentang hal itu kepada-Nya.
Untuk itu, teruslah berdoa, dan cepat lupakan, jangan kita bersikap seperti debt collector kepada Tuhan. Dan bersyukurlah selalu dengan mengucapkan "Alhamdulillah"
No comments:
Post a Comment